Titik Semburan Gas Dieng Meluas

Eko Widiyatno

BANJARNEGARA -- Kondisi sekitar kawah Timbang di Pegunungan Dieng, Jawa Tengah, semakin membahayakan. Bila Ahad (29/5) lalu semburan gas muncul dari kawah dan dari retakan tanah sepanjang 50 meter ke arah selatan kawah, sejak Selasa (31/5) di beberapa lokasi di sebelah barat kawah juga muncul titik semburan gas baru.

Petugas Pos Pengamatan Kegunungapian Dieng Suripto mengkhawatirkan kemunculan titik-titik semburan gas ini akan makin bertambah dan meluas ke berbagai arah. Bahkan, semburan gas beracun dari kawah yang terletak di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, ini kadarnya semakin meningkat drastis.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan, konsentrasi gas karbondioksida (CO2) yang menyembur dari Kawah Timbang dan sekitarnya sudah mencapai lebih dari satu persen volume. Sementara dalam kondisi aktif normal, konsentrasi gas CO2 tak lebih dari 0,1 persen volume.

"Ini berarti terjadi peningkatan 10 kali lipat. Untuk itu, kami meminta Pemkab Banjarnegara untuk mengosongkan dua dusun yang lokasinya paling dekat dengan Kawah Timbang," kata Surono yang ikut memantau langsung di Pos Pemantauan Gunung Api Dieng di Desa Batur, Kecamatan Batur, kemarin.

Dua dusun yang diminta dikosongkan adalah Dusun Serang dan Susun Simbar. Lokasi kedua dusun ini sebenarnya berjarak sekitar 1,5 kilometer barat daya Kawah Timbang atau lebih jauh dibanding radius satu kilometer yang direkomendasikan PVMBG untuk disterilkan. Namun, Surono tak mau ambil risiko dengan perkembangan situasi Kawah Timbang saat ini.

Dia mengingatkan, semburan gas beracun tidak bisa diduga asalnya dari mana. "Semburan gas tidak hanya keluar dari kawah saja. Tapi, juga bisa keluar dari retakan-retakan tanah yang terjadi akibat gempa tektonik dangkal dan dalam," kata Surono. Apalagi, kini sudah muncul gempa-gempa tremor yang belum terjadi sebelumnya.

Surono juga meminta warga untuk jangan coba-coba masuk ke wilayah dalam radius satu kilometer dari Kawah Timbang. Walau kelinci atau ayam yang dilepas di radius itu masih hidup, parameter klasik itu belum tentu tepat karena gas beracun bisa mengambang 1-2 meter di atas permukaan tanah.

"Dalam kondisi seperti ini, yang di bawah satu meter dari permukaan tanah udaranya memang tidak beracun. Namun, udara yang di atas satu meter ternyata beracun," kata Surono. Apalagi gas beracun tidak bisa dilihat dan tidak berbau. "Jadi, saya benar-benar meminta warga agar saat ini jangan pergi ke ladang kentang yang ada di sekitar Kawah Timbang."

Batas aman gas CO2 dalam udara bebas adalah 0,5 persen volume. Pada Selasa pagi, kadar gas CO2 yang disemburkan beberapa titik Kawah Timbang masih menunjukkan angka 0,65 persen volume. Padahal, pada saat status bahaya dinaikkan dari Aktif Normal menjadi Waspada (Level II) pada Senin (23/5) pekan lalu, konsentrasinya masih 0,1 persen volume.

Pada Ahad kemarin, terlihat asap putih yang biasanya merupakan campuran gas CO2 dan gas belerang (H2S) keluar dari kawah dan retakan tanah sepanjang 50 meter ke selatan menuruni lembah. Pada Senin (30/5) ketika status Kawah Timbang naik ke Siaga (Level III), kadar CO2 sudah mencapai 0,596 persen volume.

Kawah lainnya yakni Sileri dan Sinila yang mempunyai riwayat embusan gas beracun hingga memakan korban jiwa tidak menunjukkan aktivitas. Namun, dua kawah yang terletak sekitar satu kilometer sebelah timur Kawah Timbang itu sejak dulu sudah dilarang didekati oleh warga maupun wisatawan.

Menanggapi rekomendasi PVMBG soal pengosongan dua dusun, aparat Pemkab Banjarnegara langsung menjemput warga dengan beberapa mobil bak terbuka dan kemudian membawa mereka ke pos pengungsian. Menurut Camat Batur Sarkono, jumlah warga dari dua dusun yang dievakuasi seluruhnya mencapai 1.179 jiwa terdiri atas 669 jiwa warga Dusun Serang dan 510 warga Dusun Simbar.

"Mereka kami evakuasi karena ancaman bahaya gas beracun bisa menuju perkampungan," kata Sarkono di posko utama aula Kecamatan Batur. Para pengungsi itu berada di 17 pos pengungsian di Kecamatan Batur, Wanayasa, Karangkobar, dan Pejawaran. Namun, masih banyak warga yang belum diungsikan.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih mengakui, sebagian warga masih bertahan karena menganggap ancaman gas beracun masih dapat dihindari. Alasannya, gas beracun masih bisa direduksi kadarnya oleh sinar matahari.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Sarwo, sebagian warga masih menganggap peningkatan aktivitas kawah sebagai hal biasa. Akibatnya, sebagian masih bertahan dan enggan untuk mengungsi.

Beberapa pengungsi mengeluhkan minimnya selimut yang disediakan di lokasi pengungsian. Siam (40 tahun) yang mengungsi bersama cucu perempuannya di SMA Negeri 1 Batur menyatakan, suhu di Pegunungan Dieng pada malam hari sangat dingin. "Kalau di rumah, kami bisa tidur di kasur sehingga agak hangat. Tapi di sini, kami tidur di lantai sehingga sangat dingin sehingga sering menggigil kedinginan," ujarnya.

Petugas kesehatan di Posko Kesehatan SMA 1 Batur Yuliantika mengakui, barang yang saat ini sangat dibutuhkan warga adalah selimut tebal karena suhu udara di Dieng pada malam hari bisa mencapai 10 derajat Celcius. Sementara selimut yang dibagikan Palang Merah Indonesia (PMI) hanyalah selimut biasa. "Tidak cukup untuk menahan dingin udara di sini."

Kebutuhan selimut juga diperkuat oleh Sarkono. Walau belum semua warga dua dusun itu mengungsi, namun perlengkapan tidur yang tersedia terbatas sehingga sejumlah pengungsi tidur dengan alas tipis. Apalagi penghuni lokasi penampungan sementara yang dipusatkan di Balai Desa Batur, SMA 1, dan SMP Batur ini adalah anak-anak dan ibu-ibu. "Kami kasihan jika anak-anak kecil harus tidur di lantai yang dingin,'' kata Sarkono. c19/antara ed: rahmad budi harto

1 comment:

  1. Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
    Saya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan Mbah Suro yg telah membantu dia menjadi sukses. dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini. dan ini semua berkat bantuan Mbah Suro,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang. dan alhamdulillah kini sekarang saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada Mbah Suro atas bantuan nomer togel Nya.
    Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi Mbah Suro di hendpone (+6282354640471) & ( 082354640471) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...


    ReplyDelete