JAKARTA—Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan warga sekitar dataran tinggi Dieng, agar mewaspadai ancaman gas beracun dari Kawah Timbang. Lembaga ini bahkan mengklaim, bencana Dieng bisa lebih mematikan dari bencana letusan Merapi.
"Dampak dari gas itu sangat mematikan dan itu sudah terbukti pada tahun 1979 di Kawah Sinila,” kata Kepala BNPB Syamsul Maarif, di Jakarta, Senin (30/5). Maarif mengisahkan, pada 1979 silam terjadi letusan freatik (letusan permukaan) dari Kawah Sinila di Kompleks Kawah Dieng.
Letusan gas beracun sianida ini mengakibatkan ratusan nyawa warga setempat melayang. Yang paling berbahaya, kata dia, gas dari Dieng ini bisa menghasilkan racun yang tidak tampak dan tidak berbau. “Karena tidak tampak dan tidak berbau ini sangat mematikan. Gas ini lebih berbahaya dan mematikan dari Merapi dan Sinabung,” ujarnya.
Pada Senin (23/5) status Kawah Timbang yang berada di wilayah Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara ini dinaikkan dari Normal ke Waspada. Sepekan kemudian, tepatnya Minggu (29/5) malam, status Gunung Dieng di Jawa Tengah ini meningkat menjadi Siaga atau Level III. Seiring meningkatnya status, ribuan warga dievakuasi. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, mengungkapkan radius aman bagi para warga pun diperluas menjadi satu kilometer dari sebelumnya hanya 500 meter.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan, konsentrasi gas karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan kawah, cenderung meningkat. Petugas Quick Respons Team Badan Geologi, Umar Rosadi, di Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Kecamatan Batur, mengungkapkan berdasarkan pengamatan hingga pukul 15.00 WIB, konsentrasi CO2 di Kawah Timbang telah mencapai 0,596 persen volume, katanya. Akibatnya, sejumlah tumbuhan dan burung ditemukan mati.
Menurut dia, angka tersebut sudah berbahaya bagi manusia karena batas aman konsentrasi CO2 adalah di bawah 0,5 persen volume. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya tetap merekomendasikan agar wilayah yang berada dalam radius 1.000 meter dari Kawah Timbang tetap disterilkan.
Selain CO2, lanjutnya, Kawah Timbang juga mengeluarkan gas H2S (sulfur) dan CO (karbonmonoksida). "Namun yang paling membahayakan dan mematikan adalah CO2 karena sifatnya yang tidak berwarna dan tidak berasa," katanya.
Pemantauan visual terhadap Kawah Timbang dilakukan sejak 22 Mei. Saat itu petugas mulai mengamati adanya embusan asap kawah berwarna putih tipis dengan ketinggian mencapai 20 meter. Asap putih ini muncul setiap 15-30 menit. Akan tetapi, kemunculan asap tidak terjadi di kawah lain seperti, Kawah Sileri, Kawah Sinila, Kawah Siglagah, Kawah Condrodimuko, dan Kawah Sikidang. Gunung Dieng merupakan gunung yang terletak di tiga kabupaten, yaitu Banjarnegara, Wonosobo, dan Batang
Tanggap Darurat
Sementara Bupati Banjarnegara Djasri menyatakan telah terjadi bencana di Dataran Tinggi Dieng menyusul peningkatan status Kawah Timbang dari waspada menjadi siaga. "Hari ini saya keluarkan Surat Pernyataan Bencana Dataran Tinggi Dieng," kata Djasri. Oleh karena itu, kata dia, dengan dikeluarkannya status siaga di wilayah Kecamatan Batur ini, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menyatakan tanggap darurat sejak tanggal 30 Mei hingga 12 Juni 2011. Terkait hal itu, lanjutnya, dilakukan upaya penanganan darurat berupa penyaluran logistik, evakuasi, pencarian, dan pertolongan.
Djasri mengatakan warga yang berpotensi terkena gas mencapai 1.079 jiwa yang terdapat di tiga dusun. "Mereka harus mengungsi, jika kondisi benar-benar membahayakan," katanya. Lokasi pengungsian yang sudah disiapkan yakni di SMA 1 Batur dan Balai Desa Batur.
Dari Wonosobo, Kepala Kantor Kesbangpol dan Linmas setempat, One Andang Wardoyo menyatakan, hingga Senin(30/5) malam, kondisi Kawah Timbang Gunung Dieng masih stabil siaga. “Kalau untuk kondisi kawah timbang masih stabil siaga. Tetapi kadar CO2 masih cukup pekat,” katanya saat dihubungi Joglosemar Senin(30/5) malam.
Meski demikian, penduduk yang terdekat dengan lokasi, yakni tiga dusun di Kecamatan Kejajar, Wonosobo, yang berada pada jarak empat kilometer dari pusat kawah belum perlu untuk dievakuasi. “Tetapi sebagai antisipasi kemungkinan terburuk kami sudah siapkan jalur evakuasi dan lokasinya,” terang dia.
Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, menyatakan jumlah pengungsi di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah, mencapai 603 orang. Mereka terbagi di 17 pos.
Antara | Okezone | Tri Sulistiyani | Detik
No comments:
Post a Comment